Advertisement

Responsive Advertisement

Kopi Bursel: Inspirasi Rasa dari Burangrang Selatan


Kopi Bursel, yang berasal dari wilayah Bandung Barat, mulai dikenal sejak tahun 2009 ketika petani di daerah Burangrang Selatan memulai penanaman biji kopi di lereng Gunung Burangrang. Kopi ini tumbuh subur di lahan seluas 188 hektar, yang dikelola oleh 201 kepala keluarga di Desa Cipada, Cikalong Wetan, Bandung Barat. Wilayah ini menjadi salah satu sentra kopi setelah dijadikan Kawasan Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) pada tahun 2009. Kopi Bursel atau Burangrang Selatan termasuk kedalam jenis Arabika Java Preanger dengan keaslian rasa dan kualitas tinggi, meski awalnya bernama "Burangrang Mouten Kopi." Namun, karena nama "Burangrang" tidak dapat dipatenkan oleh individu atau kelompok tertentu, nama ini kemudian diubah menjadi "Bursel" untuk menghormati lokasinya di kaki Gunung Burangrang Selatan.

Sejak kemunculannya, Kopi Bursel telah berhasil menarik perhatian nasional dan internasional. Dengan cita rasa yang khas dan kualitas yang teruji, kopi ini kerap kali berpartisipasi dalam berbagai pameran dan ajang promosi, termasuk Brussels Holiday Fair (BHF) 2018 di Brussel, Belgia yang menjadi pintu gerbang bagi kopi ini untuk dikenal lebih luas. Bahkan pada tahun 2019, Deni Sopari, salah satu pengelola Kopi Bursel, membawa produk kopi ini ke even World of Coffee (WoC) di Berlin, Jerman untuk memperkenalkannya lebih jauh di pasar internasional. Prestasi ini menunjukkan bahwa Kopi Bursel memiliki daya tarik dan kualitas yang tidak kalah dengan kopi-kopi dari daerah lain di Indonesia.

Beberapa Keunggulan Kopi Bursel


Kopi Bursel dikenal karena kelebihannya yang unik dibandingkan jenis kopi lainnya. Salah satu keunggulannya adalah proses pengolahannya yang ketat dan sesuai standar kualitas tinggi. Mulai dari pemilihan biji kopi yang telah matang sempurna hingga proses perendaman, fermentasi, pencucian, dan pengeringan yang teliti, semua tahapan ini dirancang untuk mempertahankan cita rasa asli kopi. 

Hasilnya adalah kopi dengan karakteristik rasa yang kaya, sedikit herbal dengan aftertaste yang halus. Selain itu, kopi ini mengandung beberapa senyawa alami seperti flavonoid dan herbal bunga yang membuatnya tetap nikmat meskipun diminum tanpa gula. Keistimewaan ini menjadikan Kopi Bursel banyak diminati oleh pecinta kopi yang mencari pengalaman rasa yang berbeda​.

Harga kopi ini juga relatif terjangkau, yaitu berkisar antara Rp15.000 hingga Rp20.000 per cangkir, dan Rp30.000 per 100 gram untuk kemasan bubuk. Dengan strategi harga yang kompetitif ini, Kopi Bursel dapat menjangkau pasar yang lebih luas, baik lokal maupun internasional. Hingga saat ini, Deni Sopari dan kelompok petani lainnya berhasil memanen rata-rata 70 ton biji kopi mentah (bean) per tahunnya​.

Tantangan Industri Kopi di Bandung Barat

Namun, perjalanan Kopi Bursel tidaklah tanpa tantangan. Para pelaku industri kopi di Bandung Barat, termasuk Kopi Bursel, menghadapi berbagai masalah seperti akses pasar, cuaca yang tidak menentu, dan keterbatasan fasilitas pengolahan. Akses ke perkebunan kopi di Burangrang Selatan, misalnya, memerlukan perjalanan melalui medan yang sulit, sehingga menghambat pengunjung yang ingin melihat langsung proses pembuatan kopi. Selain itu, pasar yang terbatas di wilayah lokal membuat para pengusaha kopi harus bekerja keras untuk memperluas jangkauan pemasaran mereka ke pasar yang lebih luas.

Di sisi lain, perubahan iklim juga menjadi tantangan signifikan bagi petani kopi di daerah ini. Kondisi cuaca yang semakin tidak menentu dapat mempengaruhi hasil panen dan kualitas biji kopi. Oleh karena itu, diperlukan strategi adaptasi yang kuat, seperti diversifikasi tanaman dan peningkatan teknik pengolahan untuk mempertahankan kualitas produk. Tantangan lain adalah kurangnya dukungan infrastruktur dan teknologi yang memadai, yang membuat proses produksi kopi kurang efisien dan berpotensi menurunkan kualitas​.

Meskipun demikian, semangat para petani kopi di Bandung Barat tetap tinggi. Dukungan dari pemerintah daerah dan komunitas lokal diharapkan dapat terus mengembangkan potensi Kopi Bursel, tidak hanya sebagai komoditas lokal tetapi juga sebagai ikon kopi yang mewakili kekayaan alam dan budaya dari Bandung Barat. Para pelaku usaha kopi, termasuk pengelola Kopi Bursel, optimis bahwa dengan dedikasi, kerja keras, dan inovasi, kopi dari Burangrang Selatan ini akan terus berjaya di pasar nasional dan internasional.

Dengan segala kelebihan dan tantangan yang ada, Kopi Bursel tetap menjadi inspirasi rasa dari Burangrang Selatan, sebuah cerita tentang dedikasi, keaslian, dan perjuangan para petani kopi di kaki Gunung Burangrang​

Posting Komentar

23 Komentar

  1. Penasaran deh pengen cobain kopi ini. Baru pertama denger mas, dan sepertinya belum banyak dipakai juga jenis kopi ini yaaa. Padahal kalo baca pernah diikutkan dalam WOC di Berlin, berarti semestinya dia punya chance utk berkembang dan dikenal lebih luas.

    Kopi Indonesia itu enak2, dan banyak macam. Temen2ku dari LN aja tiap kali kesini pasti yg dicari kopi. Makanya bangga juga kalo aneka jenis kopi kita makin dikenal mancanegara . semoga kopi bursel juga bisa begitu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wahh ini pengunjung setia ternyata suka ngopi juga nih? Boleh nanti aku coba kirim sample nya ke mbak fanny kopi bursel, biar di review juga hehehe

      Hapus
  2. Waktu pas kerja di kontraktor aq sering dioleh2in berbagai macam kopi daerah termasuk bursel ini, sayangnya aq ga minum jadi karena ga kuat lambung 😭. Padahal pas cium wanginya harum banget pas kakak nyeduh kopinya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Padahal bisa buat terapi lambung juga mba kopi itu, asal jangan pilih yang arabika aja. Dan bisa dikombinasikan dengan susu dulu sebagai pemanis seperti varian vietnam drip biar aman ke lambung nya

      Hapus
  3. Penasaran karena dikatakan kopi Bursel ini bisa diminum tanpa gula, jadinya lebih sehat juga kan ya untuk dikonsumsi?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul mba, apalagi klo gak punya riwayat lambung bisa tuh cobain varian V60 dengan pilihan kopinya arabika. Dijamin mantul deh

      Hapus
  4. beragam sekali memang kopi dari Indonesia, walaupun baru sekarang tahu ttg kopi bursel ini. semoga kopi bursel akan lebih dikenal masyarakat seperti halnya kopi gayo dari aceh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul mbak, aku juga setiap berkunjung ke beberapa daerah di Indonesia, yang paling utama aku cari pastinya kopi dan kuliner unik di tempat tersebut

      Hapus
  5. Aku baru tahu lho Kopi Bursel ini padahal sudah tersohor yaa ke mana saja daku, ternyata mempertahankannya cukup sulit ya banyak faktor penghambat tapi tetap diusahakan karena potensinya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mbak dedew klo nanti main ke bandung harus cobain deh kopi bursel biar ketagihan hehehe

      Hapus
  6. aku kira produk kopi Bursel dari luar neger, ternyata salah
    ini nih yang bikin aku pengen ambil cuti buat liburan ke Bandung dan sekitarnya, kulinerannya banyak. Tiap liburan ke suatu daerahyang baru aku datengi, aku beli beberapa produk lokal, kadang kain atau kopi. Dulu pernah cobain kopi flores dan sekitarnya
    next kudu beli kopi bursel ini nih, soalnya temen aku juga pecinta kopi, jadi pengen tau reaksinya setelah cobain kopi bursel

    BalasHapus
  7. Nah nah, klo fix maen ke Bandung entar berkabar aja yah kita explore wisata kuliner nya barengan mba ainun

    BalasHapus
  8. Aku bingung kenapa kalo jenis kopi hitam yang bukan dari daerah-ku. Itu susah banget dapet cara menikmati ke khas-annya.

    Sejauh ini kalo mencicipi kopi khas daerha, suka banget dibakar lalu dicicipi dengan susu.

    Apa kopi brusel ini juga cocok dijadikan kopi susu kak?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kopi Bursel bisa dinikmati dengan berbagai varian. Klo mau ditambah susu, bisa dibikin varian vietnam drip dengan kopi Arabika Bursel ditambah kental manis

      Hapus
  9. Setiap kopi pasti punya tantangannya
    Aku pernah dengar di Festival Kopi Jawa
    Narasumbernya bilang bahwa negara lain itu suka kopi kita
    Namun, perjalanan untuk sampai ke tangannya sangat panjang

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yupp bener banget mba, selain proses dan biaya yang cukup besar yang memang jadi kendala utama dari pemasaran kopi dari Indonesia ini

      Hapus
  10. Sangat menginspirasi... POV: Aku yang punya kebun kopi di Bansel tapi cuma bisa jual cherrynya..
    Industri kopi ini menarik dan aku yakin tidak akan pernah mati yah... Tapi proses kopi itu sangat panjang sehingga petani kecil hanya bisa menjual basah..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wahh Bansel nya mana? Sebenarnya bisa sih klo kondisi keuangan para petani stabil, jadi gak harus menjual kopi nya langsung ketika pamen, tapi di proses dulu hingga jadi stok kopi kering yang sewaktu-waktu bisa dijual ketika ada yang berniat membeli

      Hapus
  11. Beneran ya kalau bicara kopi ini nggak ada habisnya. Ada lagi kopi dari bursel yang kirain berasal dari luar negeri ternyata masih asli dari Indonesia. Bangga ya negara kita memiliki ciri khas rasa kopi tertentu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener mba tika, selalu saja ada cerita dari kopi dimanapun dan kapanpun itu hehehe

      Hapus
  12. Bener yaah, perjuangan petani kopi ini untuk menembus pasar memang ga mudah.
    Semoga ada yang selalu mengambil kopi lokal terbaik, Kopi Bursel untuk pecinta Kopi. Dari citarasa yang nikmat dan membangkitkan semangat.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin, iya teh aku juga kepikiran buat bantu pemasaran kopi bursel ini sekalian nyobain jadi bisnis hehehe

      Hapus
  13. Baru tau kalo kopi Bursel itu artinya Burangrang Selatan ya, pernah dibawain sama sodara yg tinggal di Bandung emang wangi banget dan nikmat

    BalasHapus